Sabtu, 10 November 2012

Akhlak remaja



Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasul saw. bersabda :
كل مولود يولد على الفطرة وإنّما أبواه يهوّدانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه
“Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrahnya, dan kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi”
Sigmind Freud, seorang pakar Psikologi mengatakan bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia lima tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia lima tahun sebagian besar hanya merupakan pengembangan dari struktur dasar tadi.
Kedua hal tersebut menunjukkan, bahwa sikap dan gaya kepengasuhan orang tua di rumah pada lima tahun awal kehidupannya, sangat menentukan sifat anak hingga dia dewasa kelak, walaupun tentu saja tidak bersifat mutlak. Orang tua yang keras kepada anak, akan menumbuhkan anak yang keras juga. Orang tua yang tidak mengajarkan disiplin, akan memunculkan sifat ketidakaturan pada anak, bahkan destruktif. Sebaliknya bila orang tua mendidik dan mendisiplinkan anak dengan kasih sayang, anak akan tumbuh menjadi anak yang kreatif dan produktif. Tetapi sifat atau akhlak, seperti banyak hal di dunia ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan dibiasakan, bisa diubah atau dibentuk. Kebiasaan baik yang ditanamkan orang tua kepada anak sejak kecil, bisa saja ketika anak tumbuh menjadi remaja akan luntur dan kalah dengan perngaruh-pengaruh dari luar rumah, misalnya pengaruh pergaulan, juga kecanggihan tehnologi informasi seperti TV, internet juga telpon seluler. Demikian pula sebaliknya, ada anak yang lahir dan tumbuh dengan pemahaman dien yang minim, tetapi pergaulan di luar rumah atau pendidikan dapat mengantarkannya pada pemahaman dien yang benar, sehingga anak tersebut menjelma menjadi remaja yang syari’ (mematuhi syariat Islam)
Inilah kemudian, yang membuat komunikasi antar orang tua dan anak menjadi penting, saat anak memasuki usia remaja, agar orang tua dapat mengetahui gejolak jiwa remajanya, untuk kemudian mengarahkannya kepada jalan syariat…..Dan yang tidak kalah penting adalah doa, karena hanya Allohlah yang berhak untuk memberikan hidayah kepada seseorang, ataupun menyesatkannya.