Kamis, 20 Desember 2012


Menjadi Remaja Muslim yang Gaul

Masa remaja adalah masa emas bagi setiap individu manusia. Karena masa remaja adalah masa puncak kekuatan sesorang di antara dua masa lemahnya, yaitu masa kanak-kanak dan masa ketika lajut usia. Masa ini berkisar antara usia 15-25 tahun, ini merupakan masa yang sangat produktif bagi setiap insan untuk giat beribadah, giat menuntut ilmu dan melakukan apa saja, karena di dukung oleh fisik yang kuat dan otak yang cemerlang.

Suatu bangsa akan besar dan mulia, jika para remajanya baik. Namun jika para remajanya rusak, maka tinggal menunggu saja kehancuran bangsa tersebut. Begitu pula peran remaja atau pemuda dalam agama, suatu agama akan tetap lestari dan baik jika para remajanya giat beribadah, mau mengkaji ilmu-ilmu agamanya dan menerapkannya serta giat berjuang untuk agamanya. Sebaliknya, jika remajanya buruk, malas dan tidak mau berkorban untuk agamanya,maka agama tersebut juga akan akan terdegradasi dan akhirnya mati. Hal ini disebabkan, pemuda adalah kekayaan paling berharaga bagi bangsa, agama bahkan dunia. Mereka adalah pejuang, pembaharu dan pemimpin masa depan.

 Di era yang serba modern ini, kita sebagai remaja muslim haruslah gaul atau mudah berteman agar tidak mudah terbawa arus globalisasi yang sangat deras.  Membaca istilah gaul jangan di bayangkan remaja yang selalu mengikuti trend masa kini, suka jalan-jalan ke mall, pacaran, dugem, punya segudang teman lawan-jenis, berfoya-foya dan hanya melakukan yang senang-senang saja. Itu semuanya adalah gaul dalam pengertian yang bodoh, kurang bermanfaat dan hanya mengikuti hawa nafsu belaka. Apakah kita akan melupakan kalau kita hidup di dunia ini hanya sementara, sementara ajal terus mengintai kita.

Biasanya kita royal pada hal-hal yang kita senangi, meskipun hal itu kurang bermanfat bagi kita. Akan tetapi pada hal-hal yang jelas-jelas sangat kita butuhkan lagi bermanfaat kita sangat alot atau berat untuk melakukannya. Jika memang benar-benar gaul, maka seharusnya dasar gaulnya adalah kebutuhan dan kemanfaatan. Suka tidak suka, kita harus bergaul sebaik-baiknya kepada yang akan menyelamatkan dan membahagiakan kita di dunia maupun di akhirat. Siapa saja mereka?

Pertama, Allah dan Rasul-Nya Muhammad saw. Allah adalah Tuhan kita, Dzat yang memberi kita kehidupan dan berbagai macam nikmat yang tidak mungkin kita sanggup menghitungnya. Kita harus bergaul dengan-Nya dengan tekun menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Sedangkan nabi Muhammad saw adalah utusan Allah pembawa misi islam, tanpa beliau saw seluruh umat manusia tidaklah mungkin mengenal Allah dan menyembah kepada-Nya dengan cara yang benar. Seandainya setiap umat manusia memberikan emas sebesar gunungkepada beliau saw

 Maka hal itu tidaklah cukup sebagai tanda balas jasa kepada beliau saw. Oleh sebab itu, marilah kita perbanyak membaca shalawat kepada beliau saw, menghidupkan sunnah-sunnahnya dan menegakkan panji-panji perjuangannya, agar beliau saw bangga dan mencintai kita.

Kedua, kedua orang tua. Keduanya adalah orang yang harus kita gauli dengan baik setelah Allah dan Rasul-Nya.  Ibu yang telah mengandung kita selama sembilan bulan dengan payahnya, kemudian menyusui, merawat menjaga kita dan lain sebagainya. Begitu juga ayah kita, beliaulah yang rela bekerja siang-malam untuk menghidupi kita, membiayai pendidikan kita dan masih banyak lagi pengorbanan beliau untuk kita. Maka, tidaklah heran kalau Nabi Muhammad saw menyebutkan: “Ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua dan murka Allah terletak pada muka kedua orang tua juga”, itu karena betapa besarnya pengorbanan beliau berdua.

Ketiga, Ulama’. Peran Ulama’ juga tak kalah pentingnya bagi kita dan umat Islam pada umumnya. Merekalah para penerus perjuangan Nabi Muhammad saw untuk meluruskan umat manusia dan mereka juga yang mengerti ilmu-ilmu keislaman. Maka,jika kita mengikuti dan dekat dengan mereka denaga rajin menghadiri majlis taklim, pengajian, haul dan kajian Islam lainnya, insyaallah kita tidak akan tersesat selamanya dan tetap pada jalan lurus-Nya.
Bergaullah dengan hal-hal yang baik, tinggalkan bergaul dengan orang yang membuat kita jauh dari Allah dan Rasul-Nya serta kebaikan. Hidup ini cuma satu kali, mari kita isi dengan hal-hal yang berarti, agar tidak menyesal di akhirat nanti. 

                                                DOA UNTUK IBU
Aku tak tau apa yang harus kulakukan tanpa dia
Dia yang tak pernah letih menasehatiku
Dia yang selalu menemani


Dialah Ibu
Dia yang selalu mengerti aku
Orang yang selalu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpanya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau selalu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduli denganku

Ya Allah,,
Berikanlah kesehatan pada ibuku
Panjangkanlah umurnya
Aku ingin membahagiakannya
Sebelum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang telah kau berikan padaku
Aku akan selalu menyanyangimu

Sabtu, 10 November 2012

Akhlak remaja



Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasul saw. bersabda :
كل مولود يولد على الفطرة وإنّما أبواه يهوّدانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه
“Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrahnya, dan kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi”
Sigmind Freud, seorang pakar Psikologi mengatakan bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia lima tahun, dan perkembangan kepribadian sesudah usia lima tahun sebagian besar hanya merupakan pengembangan dari struktur dasar tadi.
Kedua hal tersebut menunjukkan, bahwa sikap dan gaya kepengasuhan orang tua di rumah pada lima tahun awal kehidupannya, sangat menentukan sifat anak hingga dia dewasa kelak, walaupun tentu saja tidak bersifat mutlak. Orang tua yang keras kepada anak, akan menumbuhkan anak yang keras juga. Orang tua yang tidak mengajarkan disiplin, akan memunculkan sifat ketidakaturan pada anak, bahkan destruktif. Sebaliknya bila orang tua mendidik dan mendisiplinkan anak dengan kasih sayang, anak akan tumbuh menjadi anak yang kreatif dan produktif. Tetapi sifat atau akhlak, seperti banyak hal di dunia ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan dibiasakan, bisa diubah atau dibentuk. Kebiasaan baik yang ditanamkan orang tua kepada anak sejak kecil, bisa saja ketika anak tumbuh menjadi remaja akan luntur dan kalah dengan perngaruh-pengaruh dari luar rumah, misalnya pengaruh pergaulan, juga kecanggihan tehnologi informasi seperti TV, internet juga telpon seluler. Demikian pula sebaliknya, ada anak yang lahir dan tumbuh dengan pemahaman dien yang minim, tetapi pergaulan di luar rumah atau pendidikan dapat mengantarkannya pada pemahaman dien yang benar, sehingga anak tersebut menjelma menjadi remaja yang syari’ (mematuhi syariat Islam)
Inilah kemudian, yang membuat komunikasi antar orang tua dan anak menjadi penting, saat anak memasuki usia remaja, agar orang tua dapat mengetahui gejolak jiwa remajanya, untuk kemudian mengarahkannya kepada jalan syariat…..Dan yang tidak kalah penting adalah doa, karena hanya Allohlah yang berhak untuk memberikan hidayah kepada seseorang, ataupun menyesatkannya.